Pengertian Gestun: Apa Itu Gesek Tunai, Cara Kerja, Risiko, dan Status Hukumnya
Istilah gestun semakin sering terdengar di tengah masyarakat, terutama di kalangan pengguna kartu kredit dan layanan keuangan digital. Banyak orang menganggap gestun sebagai solusi cepat untuk mendapatkan uang tunai tanpa prosedur rumit. Namun, di balik kemudahannya, gestun menyimpan berbagai risiko dan persoalan hukum yang sering tidak disadari.
Lalu, apa sebenarnya pengertian gestun? Apakah gestun legal? Dan apa saja dampaknya bagi pengguna kartu kredit? Artikel ini akan membahas secara lengkap pengertian gestun, cara kerjanya, alasan orang melakukannya, serta risiko yang perlu dipahami sebelum terlibat dalam praktik ini.
Apa Itu Gestun?
Gestun adalah singkatan dari gesek tunai, yaitu praktik mencairkan limit kartu kredit menjadi uang tunai melalui transaksi fiktif. Dalam gestun, pemilik kartu kredit seolah-olah melakukan pembelian barang atau jasa di sebuah merchant, padahal transaksi tersebut tidak benar-benar terjadi. Uang hasil transaksi kemudian diberikan kepada pemilik kartu kredit setelah dipotong biaya tertentu.
Dengan kata lain, gestun merupakan cara tidak resmi untuk menarik uang tunai dari kartu kredit tanpa melalui fasilitas penarikan tunai yang disediakan bank.
Cara Kerja Gestun
Secara umum, praktik gestun dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
- Pemilik kartu kredit menghubungi penyedia jasa gestun
- Kartu kredit digesek di mesin EDC seolah-olah terjadi transaksi pembelian
- Merchant atau penyedia gestun mencairkan dana dari bank penerbit kartu
- Uang tunai diberikan kepada pemilik kartu kredit, setelah dipotong biaya gestun
Biaya gestun biasanya berkisar antara 2% hingga 10% dari total dana yang dicairkan, tergantung kesepakatan dan jumlah uang yang ditarik.
Mengapa Orang Melakukan Gestun?
Ada beberapa alasan mengapa seseorang memilih gestun, di antaranya:
1. Membutuhkan Uang Tunai Cepat
Gestun dianggap sebagai solusi instan bagi orang yang membutuhkan dana darurat tanpa harus mengajukan pinjaman baru.
2. Menghindari Biaya Tarik Tunai Resmi
Penarikan tunai kartu kredit melalui ATM biasanya dikenakan bunga tinggi dan biaya administrasi. Gestun sering dianggap lebih “murah”, meskipun sebenarnya tidak selalu demikian.
3. Limit Kartu Kredit Masih Besar
Sebagian orang memanfaatkan limit kartu kredit yang belum terpakai untuk kebutuhan konsumtif atau menutup utang lain.
4. Proses Mudah dan Cepat
Gestun umumnya tidak memerlukan dokumen tambahan atau proses verifikasi yang rumit.
Perbedaan Gestun dan Tarik Tunai Resmi Kartu Kredit
Meskipun sama-sama mencairkan uang tunai dari kartu kredit, gestun dan tarik tunai resmi memiliki perbedaan mendasar.
Tarik tunai resmi dilakukan melalui ATM atau teller bank dan diizinkan oleh bank penerbit kartu, meskipun dikenakan bunga dan biaya tertentu. Sementara itu, gestun dilakukan melalui transaksi fiktif yang melanggar ketentuan penggunaan kartu kredit.
Dengan demikian, gestun bukanlah fasilitas resmi dari bank.
Apakah Gestun Legal?
Gestun Tidak Legal dan Melanggar Aturan
Secara hukum dan peraturan perbankan, gestun merupakan praktik ilegal. Gestun melanggar:
- Perjanjian penggunaan kartu kredit
- Aturan bank penerbit kartu
- Prinsip transaksi yang sah dan transparan
Dalam perjanjian kartu kredit, pengguna dilarang melakukan transaksi palsu atau penyalahgunaan kartu. Merchant yang menyediakan jasa gestun juga melanggar kerja sama dengan bank dan berpotensi dikenai sanksi.
Risiko Gestun bagi Pengguna
Meskipun terlihat menguntungkan di awal, gestun memiliki banyak risiko serius, antara lain:
1. Bunga Kartu Kredit Tetap Tinggi
Dana hasil gestun tetap dianggap sebagai transaksi kartu kredit, sehingga dikenakan bunga jika tidak segera dilunasi.
2. Biaya Tambahan yang Besar
Biaya gestun sering kali tidak transparan dan dapat berubah sewaktu-waktu.
3. Risiko Kartu Diblokir
Bank dapat mendeteksi transaksi mencurigakan. Jika terbukti melakukan gestun, kartu kredit bisa diblokir permanen.
4. Masalah Hukum
Baik pengguna maupun penyedia gestun bisa terkena sanksi hukum jika terbukti melakukan penipuan atau transaksi fiktif.
5. Jeratan Utang
Gestun sering digunakan untuk menutup utang lain, sehingga memicu lingkaran utang yang sulit dihentikan.
Risiko Gestun bagi Merchant
Tidak hanya pengguna, merchant yang menyediakan jasa gestun juga menghadapi risiko besar, seperti:
- Pemutusan kerja sama dengan bank
- Denda dan sanksi finansial
- Pencabutan izin usaha
- Masalah hukum pidana
Oleh karena itu, banyak bank dan otoritas keuangan secara tegas melarang praktik gestun.
Pandangan Otoritas Keuangan terhadap Gestun
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia secara konsisten mengingatkan masyarakat bahwa gestun adalah praktik yang melanggar aturan dan merugikan sistem keuangan. Bank juga terus meningkatkan sistem pengawasan untuk mendeteksi transaksi gestun.
Masyarakat diimbau untuk menggunakan kartu kredit secara bijak dan sesuai peruntukannya.
Alternatif Legal Selain Gestun
Jika membutuhkan dana tunai, ada beberapa alternatif yang lebih aman dan legal, seperti:
- Tarik tunai resmi kartu kredit sesuai ketentuan bank
- Pinjaman bank atau koperasi resmi
- Fintech lending legal yang terdaftar di OJK
- Mengatur ulang keuangan dan anggaran
Alternatif ini memang memiliki prosedur tertentu, tetapi jauh lebih aman dibandingkan gestun.
Cara Menghindari Jeratan Gestun
Agar tidak terjebak gestun, lakukan langkah-langkah berikut:
- Gunakan kartu kredit sesuai fungsi utamanya
- Pahami syarat dan ketentuan kartu kredit
- Hindari tawaran gestun dengan iming-iming mudah dan murah
- Kelola keuangan dengan perencanaan yang matang
- Bangun dana darurat sejak dini
Kesadaran finansial adalah kunci utama untuk menghindari praktik keuangan berisiko.
Penutup
Gestun atau gesek tunai adalah praktik mencairkan limit kartu kredit melalui transaksi fiktif yang melanggar aturan dan tidak legal. Meskipun terlihat sebagai solusi cepat untuk mendapatkan uang tunai, gestun menyimpan risiko besar, mulai dari bunga tinggi, pemblokiran kartu, hingga masalah hukum.
Sebagai pengguna layanan keuangan, penting untuk memahami pengertian gestun dan dampaknya agar tidak terjebak dalam masalah finansial yang lebih serius. Gunakan kartu kredit secara bijak dan pilih solusi keuangan yang aman, legal, dan bertanggung jawab.